Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

2021

Gambar
Apa yang menyemangati anak-anak untuk belajar dan membuat remaja tidak menyerah untuk hidup? Saya kira jawabannya adalah janji-janji manis usia dewasa. Masa kanak-kanak adalah soal distraksi, soal ketiadaan batasan antara benar dan salah, lalu masa remaja adalah masa penuh perubahan drastis yang mengguncang. Keduanya berat, tapi kita selalu punya masa dewasa untuk dinantikan. Bagi anak-anak, masa dewasa adalah masa penuh kebebasan. Bagi remaja masa dewasa adalah masa pengakuan Sayangnya, bagi orang dewasa tidak demikian. Menamatkan usia belasan beberapa tahun yang lalu, saya sangat siap untuk menyongsong keindahan yang selama ini orang bicarakan. Begitu masuk dalam apa yang masyarakat kategorikan sebagai dewasa, sisi kelam kehidupan yang tidak pernah diceritakan pada saya ketika lebih muda justru muncul lebih dulu. Dua tiga tahun belakangan ada banyak sekali kematian, ada bencana, ada masalah dan ada kekalutan. Dalam semua itu, saya tidak lagi bisa memalingkan wajah, angkat tangan, d

A Perfect Date

Gambar
Though relationship history would be the last thing people ask when demanding my update, fate has generously put me through several dates that made me feel good about myself. It ranges from going to museums or galleries to cooking dinner together. Of course not all of them are perfect but for me, the perfect one always involves inexhaustible conversation in a quiet place. I tend to fall for people's minds but is not so good at palm or eye reading. Listening to what they say, thus, is my go-to way. I discover it in my first year of college. We probably need to highlight the word discover in this blog, as that is my favorite way of learning and developing. I listen to no advice, even from the people I respected the most. I hate self-help books for their insensitivity to context. I despise tutorials for mistakes are an eminent part of it and I don't enjoy making mistakes. On the contrary, there is no harm in discovery. The mistake you unveil yourself is not a mistake, it is a disc

Too Much Love Will Kill You

Gambar
I guess I need to lay a new meaning towards one of Queen's legendary pieces: Too Much Love will Kill You. Until a moment ago, I understood it as a song about the torture one would certainly experience when committing an affair. In bahasa we have a saying about it: bermain api  (playing with fire). Playing with fire is undeniably exciting. It makes you feel powerful. But as it dances with your lust and ego, it will quickly ended up being out of control. Wildfire do nothing but burn everything down to ashes, the villain and the victim commensurately. Good deed, for men and women has always been defined as faithfulness to one lover. Too much love will kill you (and everyone you love, Freddy might continue). Yesterday, I watched The Bridges of Maddison County. Coincidently, it was also a film about disloyalty. In a way, this defends, if not romanticizes, adultery. It served the point of view of a middle aged housewife who has been displaced from her life for years in a rural household

Kenakalan Remaja

Gambar
Belum lama, saya bertemu dengan seorang kawan lama. Sebagaimana dalam pertemuan kawan-kawan lama lainnya, kami segera teringat tentang kenakalan masa muda. Kenakalan-kenakalan dan sangsi yang kami terima akibatnya pernah begitu mengguncang di waktu yang lalu.  Saya pernah dua kali diusir dari kelas. Waktu SMP dari pelajaran matematika dan waktu SMA dari pelajaran fisika. Di kelas matematika SMP saya ketahuan mengarsir komik buatan saya di jam pelajaran, sesaat setelah guru matematika saya berpetuah bahwa "zaman sekarang kita harus mengerjakan apa yang kita suka." Saya tidak suka matematika dan saya menggambar. Tapi ketika saya menggambar di pelajaran matematika saya diusir. Waktu SMA, peristiwa pengusiran terjadi ketika fisika kebagian jam pelajaran sore, sesudah istirahat makan siang. Waktu itu, saya yang sebetulnya bisa menggunakan waktu istirahat untuk menyalin PR teman-teman saya yang baik hati justru menggunakannya untuk menulis blogpost. Blogpost tentang tujuh tempat ya

World is uncertain, adulthood is horrifying, but I was toughen up every time I looked back to my teenage years

It is like completely gone by now but I still maintain some connection whose development are still traceable by me, I mean some connections that grow close to me. The rest of it, stopped at some point, leave me getting more and more alone in braving myself through these cold damn adulthood . But I am forever grateful not only for the connections that happen to be still in my side, to those which sadly had to be locked in a chest, I cherish you too, for all the best time we had.   There are many ways to see the today me, but this is the most common one 25 year old rookie researcher who eat a little too much and never dated anybody. In this developing country, not having any thoughts about marriage at my age has been considered troubles ome. Some of my friends are having their second kids. Averagely are just engaged or recently married. Every time I bumped into old folks, these are like their first question s : “So which boy you are dating now? Has anyone ask ed to marry you?”

Marseille

Gambar
Aku membayangkannya seperti Dubai atau Singapura, meski tidak satupun dari tempat itu pernah kukunjungi. Purnama sedang penuh ketika aku di sana. Senjanya menyengat. Kita menyesapnya habis dari beberapa buah jendela apartemen tua di belakang Cathédrale de la Major. Wine murah dan spaghetti yang berasa seperti poivre noir dan tomat.  Selain momen-momen ketika matahari sudah redup atau di bawah bayang-bayang teduh atau bangunan besar, Marseille terlalu silau untuk diingat. Siang harinya adalah kilasan-kilasan dengan setting vignette putih dan kecerahan tinggi. Aku hanya bisa mendengar derai-derai tawa di lorong-lorong di Le Panier yang menggema. Semua itu terjadi cepat, lebih cepat dari hanya dua hari yang kita habiskan di sana. Tahu-tahu, Marseille kabur dari balik jendela bis, digantikan deret-deret kebun anggur di kampung-kampung Perancis Selatan yang aku tak tahu namanya, menyisakan hati yang menyayat dirinya sendiri diam-diam.  Apakah aku berbicara sendiri atau yang kemarin itu betu