Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

Fiksi

 "Padahal kalau nggak sholat, jiwa meraung-raung kesakitan." Katanya suatu hari ketika kami berjalan di trotoar yang rindang tapi bolong-bolong di Jakarta. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku menemukan seorang yang demikian tergapai sekaligus demikian memukau. Ia memandang agama dan dunia dengan cara yang aku suka. Untuk pertama kalinya, aku tidak merasa dihakimi oleh pengetahuan agama orang lain, atau terpaksa menjadi orang lain untuk membaur di kelompok yang menganggap kepatuhan pada agama tidak keren. Ia menerjemahkannya dengan sangat piawai dalam bahasa-bahasa rasa sakit dan beban hidup. Agama, lebih daripada kewajiban, adalah pertolongan. Begitu kira-kira aku jatuh hati siang itu. Di momen singkat yang berakhir tragis itu, aku sudah memulai sebuah bab spiritualitas yang baru. Aku meninggalkan kebiasaan burukku dan aku bersimpuh lebih lama setelah sembahyang untuk merapal segala syukurku. Hanya saja, dalam doaku yang agak lebih panjang dari biasanya itu, entah mengap...

What happened to the glory of being number one?

Gambar
I grew up in a school system that rewards the highest score achiever every semester. On holidays, I watched Japanese sports anime across fields, from a football player, a mini-car racer, to Pokémon trainer whose aim is to be the number one in the world. In a more chaotic alternate universe, still, Naruto wants to be Hokage, and Luffy wants to be the Pirate King.  I used to be a firm believer of this. I started with the aim to be the best in my class, but I was always humbled by a lot of defeats. There were times when I fell sick, so I couldn't give my best during the exam, and even when the three best students from my school were put together in a team, we still got defeated by other schools.  Despite being punched by tons of defeats, it took a long time until they managed to humble me. I used to take my defeat as a closed door. If these doors are closed, then this is not my way of becoming the best. I will then take a detour to look around if there is any door I can still pus...

what if I re-do an episode of my past with my current self #1

Dapat Ranking 1 Dulu ada seorang teman yang awalnya selalu dapat ranking 1, tapi tidak lagi setelah kelas tiga. Dulu aku cuma paham satu narasi, yaitu bahwa guru kelas 1 dan 2 taking an easy way untuk menjadikannya ranking 1 karena ia adalah seorang sosok anak pintar yang sulit diragukan. Ia memang berasal dari keluarga terpandang di wilayah tersebut, kedua orang tuanya pendidik dan semua keluarganya level pendidikannya tinggi. Tapi selain itu, ketika aku mengenal ia tanpa bungkusnya di keseharian, ia anak yang disiplin, rajin, dan berusaha keras. Sekarang aku tahu bahwa menilai murid, apalagi mengurutkan kemampuan intelektualitasnya dalam ranking sebenarnya sesuatu yang licin, berbahaya, dan tidak seharusnya dilakukan. Mungkin ada favouritism, tapi di hati kecilku sendiri, sejak dulu, aku menolak untuk mempercayai itu sepenuhnya. Mungkin itu terjadi diantara orang tuanya dan guru kami, tapi tidak pernah terjadi di antara kami. Hanya saja, suatu hari di kelas tiga, ketika guru kelas ka...

Naoya

Itu nama laki-laki yang duduk di seberang mejaku. Kontur wajahnya sekarang lebih tegas daripada yang dulu, membuatku sadar kalau ternyata ia punya tulang pipi yang cukup menonjol dan lesung pipit yang dalam meskipun yang terakhir agak jarang terlihat karena ia memang bukan orang yang murah senyum. Ia jadi lebih tinggi dan bahunya lebih lebar. Sekarang, jika duduk begini, mataku harus sedikit mendongak untuk menatap matanya. Tapi yang aku sukai, raut wajahnya tidak lagi penuh ragu. Dahinya tidak banyak mengernyit. Dari kedua alisnya yang terpisah dengan santai, ia terlihat seperti orang yang hidup dengan berani. Sepertinya 5 tahun memang waktu yang cukup lama. Ini kali keduanya ia mengunjungiku ke Paris. Kali kedua pula ia kuajak makan di Pho 13 di Choisy setelah jalan-jalan di Jardin de Luxembourg. Makanannya enak dan murah. Seorang pramusaji yang mengenaliku tersenyum bermakna ketika melihat aku yang biasa datang sendiri atau bersama rombongan datang dengan Naoya. Kami pesan dua mangk...