Love in a time of Corona
Novel terakhir yang saya tamatkan sebelum berangkat ke sini tahun lalu adalah Love in A Time of Cholera. Padahal, waktu itu saya punya beberapa novel lain kayak Aruna dan Lidahnya dan Eye of a Needlenya Ken Follet. Menamatkan Love in A Time of Cholera juga bukan pilihan yang mudah. Novel itu tebal dan berhubung ditulis pada abad 19, diksi dan plotnya tidak se formulated novel-novel masa kini. Tapi, berhubung saya punya sejarah sama cerita itu, pernah terobsesi pada filmnya pas jaman SMP dan karenanya familiar dengan karakter karakternya, saya memilih dia daripada yang lain. Lepas dari cerita tentang epidemi yang dibuat judul itu ternyata tipis-tipis saja, saya tidak pernah membayangkan bahwa kedepannya hal seperti ini, musibah berupa wabah akan terjadi lagi di tengah sistem pengobatan dan pelayanan kesehatan kita yang sudah jauh berkembang sejak itu. Lebih tidak terbayangkan lagi, saya ada di Eropa, di wilayah dengan kasus paling banyak hari ini. Dari SMP saya kepengen belajar di