Sejarah Komoditi
Sebagai seorang yang belajar sejarah, patutnya saya sadar betul akan waktu, tapi untuk menjadi sadar nyatanya tak semudah itu. Belajar sejarah itu satu soal, dan kebiasaan sekian lama untuk selalu meleset dari takaran disiplin adalah soal lain. Saya sadar akan waktu, di saat tertentu, dan tidak di saat yang lain. Sebenarnya, persoalan menulis apa yang hendak saya tulis ini adalah soal lama, dan halang rintangnya bukan cuma waktu, tapi juga kesibukan lain, yang lebih, katakanlah, urgent . Siapa pula yang bisa mentolerir PPS dan UAS semester tiga? Maka tidakpun saya. Jadilah, tulisan di sekitaran bulan November ini terkatung-katung di lautan kepala saya sekian lama, bahkan hampir tenggelam diantara materi-materi ujian, data-data PPS, dan kenangan tentang seseorang di sana. Ah, tidak, yang terakhir itu bohong. Tulisan yang patutnya menjadi fresh report ini akhirnya menjadi post-factum . Maka maafkanlah saya. Tapi jangan khawatir, jika anda tak percaya ingatan saya, saya punya ca